Dear, all of you that owned a heart


“Beautiful hurt’s feeling”


 

Terima kasih kepada kamu baik laki-laki atau pun perempuan yang sudah berhasil bertahan dari deritanya hati disakiti.


Aku ingin berbagi sedikit kisahku....

Bukan. Bukan kisah inspiratif yang bisa mengubah dunia. Tapi dengan adanya ceritaku ini, kalian yang juga merasakan hal yang sama denganku tidak merasa sendirian. 

Aku kelahiran 2001. Aku memiliki banyak fase-fase sulit melewati masa remajaku yang bisa dibilang cukup menarik dan menyenangkan. Dalam masa SMA-ku aku tidak menetap di satu sekolah yang sama. Aku selalu saja ada di tempat baru di setiap tahunnya. Hingga akhirnya lulus, kembali di jakarta. 

Aku banyak meninggalkan jiwa-jiwa yang berhubungan dekat denganku dengan alasan yang tidak pernah masuk akal atau wajar. Bosan. Ingin mencoba hal baru. Disuruh orang tua. Itu bukanlah alasan yang bisa diterima semua orang ketika aku meninggalkan mereka. Ada tangis dan tawa yang pernah dibagi dan itu tidak menghilang dengan waktu 1 atau 2 hari saja.

Banyak rasa bersalah yang menggangguku tapi aku cenderung melupakannya dan tidak memedulikan. Dengan egoisnya aku menjalani hidupku di setiap lembar baru tanpa merasa pernah terjadi apapun. Ini semua tidak berjalan mulus.

Begitu juga dengan pemilik hati yang pernah ku ketuk hatinya. dia bukan sekedar teman yang menyenangkan. Tapi dia cukup pandai menarik hatiku agar bisa menerimanya. Dia gigih. Dia baik. Dia peduli. Dia penyayang. Dia juga punya luka. Kami cukup sama dalam beberapa dari sekian banyak hal.

Aku mendengar keluh kesahnya, begitu juga sebaliknya. Setelah meninggalkan sekolah pertamaku di jenjang SMA, aku lost contact dengan banyak sahabatku termasuk dia karena aku pindah ke boarding school yang cukup ketat dan tertutup. Anehnya setelah sekian tahun obrolan kami masih nyambung dan menyenangkan. Bahkan hangat. Harusnya aku tidak membiarkan perasaanku terlibat didalamnya.

Salahku. Tapi aku berusaha untuk tidak menyalakan diriku yang menanggapi semua lelucon dewasa dan kata-kata manisnya yang menggetarkan hati itu. Tapi bukankah semua orang punya kapasitas hati-nya masing-masing untuk jatuh perasaan? Apa aku salah menaruh rasa?

Kami banyak bercerita tentang hidup. Dia dari keluarga broken home sejak dia sd atau smp, aku samar mengingatnya. Jadi semua kisahnya menarik untukku dengar. Dia mandiri. Dia pekerja keras. Dia juga bermimpi besar. Sangat positif dan merangkul. Banyak hal yang kusuka darinya

Kami pernah berada titik hampa yang sama. Memiliki rasa putus asa yang sama. Tentang masa depan dan hidup. Aku menyerah, dia menyemangati. Dia menyerah, aku menyemangati. Cukup adil. Aku ingin lebih.

Hingga dia menghilang begitu hidupnya perlahan membaik dan dia jauh lebih baik. Semarang-Malang rupanya menciptakan jarak yang begitu jauh antara kami. Aku senang dia baik-baik saja. Aku senang dia menjalankan lembaran barunya. Tapi ada ruang sempit dihatiku yang merasa sedih ditinggalkan dalam lubang itu sendiri. Tidakkah dia punya iba untuk menarikku bersamanya.

Bukannya perhitungan. Tapi aku kan juga manusia yang marah tidak diadili. 

Setelah meninggalkanku. Dia perlahan menghilang. Blokir. Blokir menjadi cara terbaik menutup hubungan kami. Tidak hanya twitter, juga whatsapp, hingga yang terakhir instagram. 

Sejujurnya aku tidak mengerti hal apa yang membuatnya begitu gencar menjauhiku. Aku tidak berniat mengganggu hubungannya dengan perempuan lain jika itu yang ia khawatirkan. Aku juga punya perasaan dan aku menghargai pilihannya. Aku tahu rasanya memiliki keinginan untuk menaru hati pada orang lain.

Aku terlanjur sudah memberikan semuanya padanya. Senangku, susahku, rasaku, sedihku, hampaku, hatiku, tubuhku. Tidakkah seharusnya dia mengatakan terima kasih sebelum pergi? Atau aku yang memang berharap lebih?

Aku jadi penasaran, masihkah dia menyebut namaku dalam do’a nya? Seperti yang selalu ia katakan. Atau sudah berubah seiring tertutupnya jalan antara aku dan dia?


Aku harap kamu baik-baik saja. Mari bertemu lagi setelah titik takdir sudah sampai pada masa nya. Kita lihat apa yang kita sesali dan syukuri nantinya. Terima kasih sudah pernah mengisi hidupku.


Ya, sampai jumpa lagi yah!!














Hit me up on

instagram: https://www.instagram.com/amyrahzc/

Twtter: https://twitter.com/rahasiauranus 

Email: amyrahcoulibaly@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

Also a poet

This poet

My POV about Asia